5 Kisah di balik sosok Kapten Iriyanto, pilot AirAsia QZ 8501

Monday, December 29, 2014 | comments

harianmetro1.blogspot.com - Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya - Singapura yang hilang dipiloti oleh Kapten Iriyanto. Sementara first officernya Remi Emmanuel Plesel, penerbang warga negara Prancis.

Pesawat tersebut hilang kontak pukul 06:24 WIB, Minggu, 28 desember 2014 di sekitar perairan Bangka Belitung. Cuaca buruk diduga penyebab hilangnya pesawat ini. Apalagi Kapten Iriyanto sempat meminta izin ATC untuk menghindari awan, berbelok dan naik ke ketinggian 38.000 kaki.

Cuaca di rute penerbangan Surabaya - Singapura itu memang sedang buruk. BMKG mencatat adanya awan yang dapat mengganggu penerbangan. Namun Kapten Iryanto bukan pilot kemarin sore. Dia mengantongi lebih dari 20.000 jam terbang. Dia pernah bekerja sebagai pilot tempur dan pilot di berbagai maskapai penerbangan.

Berikut sosok Kapten Iriyanto dan kisah-kisah di balik penerbangan QZ 8501:
¤ Pernah menjadi pilot F-5 Tiger
Kapten Iriyanto menerbangkan pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya ke Singapura yang hilang. Iriyanto dikenal sebagai pilot berpengalaman. Selain pernah bekerja di beberapa maskapai swasta, Iriyanto rupanya mantan pilot tempur TNI AU. Iriyanto kemudian memilih pensiun dini dari TNI AU. Awalnya dia menjadi pilot di Merpati Nusantara Airlines.

"Dulu penerbang tempur kemudian setelah keluar dari TNI AU lalu menerbangkan pesawat Foker milik Merpati," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FX Sulistyo, Minggu, 28 desember 2014. Menurut Sulistyo, dulu Iriyanto menerbangkan pesawat F-5 Tiger. Dia bertugas di Skadron 14 Lanud Iswahjudi. "Dia menerbangkan F-5," kata Sulistyo.
¤ Keluarga pilot tengah berduka Pihak keluarga mengaku sebelum terbang, Kapten Iriyanto tengah berduka. Salah seorang adik Irianto, Edi meninggal dunia beberapa hari sebelum hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501.
Tiga hari sebelum keberangkatan, Irianto sempat datang ke Yogyakarta untuk menghadiri tujuh harian adiknya tersebut.
Sepupu Iriyanto, Hendro Kusumo Broto mengatakan keluarga besarnya seperti mendapat pukulan dua kali. Belum sembuh kesedihan mereka karena kehilangan Edi, sekarang Irianto pun hilang bersama pesawat yang dipilotinya. "Ini seperti pukulan dua kali, tapi gimana, mungkin ini cobaan," ujarnya.
Hendro sendiri terakhir bertemu dengan Irianto tiga hari lalu. Saat itu saudara sepupunya tersebut tengah berada di Yogyakarta.
¤ Doa mengharukan sang anak
Putri Kapten Iriyanto mengunggah foto ayahnya di akun path. Dia mencurahkan perasaan hatinya yang sangat mengharukan.
"Papa pulang, kakak masih butuh papa. Kembalikan papaku. Papa pulang pa. Papa harus ketemu, papa harus pulang," kata putri Iriyanto di akun path Angela, Minggu, 28 desember 2014.
Sementara itu pihak keluarga mengaku kedua anak Iriyanto yang tengah berada di Yogyakarta untuk berlibur pun sudah bertolak ke Surabaya dengan menggunakan pesawat.
"Anaknya juga sudah saya terbangkan ke Surabaya, tadi saya minta tolong pihak air asia disini, ini anak kapten Irianto tolong diterbangkan ke Surabaya," ujar Hendro Kusumo Broto, sepupu Kapten Irianto.
¤ Mantan pilot Adam Air
Sebelum menjadi pilot di Air Asia, Kapten Iriyanto pernah menjadi pilot di Adam Air. Namun karena Adam Air bangkrut pada Maret 2008 lalu, Irianto lantas pindah ke Air Asia.
"Saya tidak tahu rute yang biasa ditempuh sebelumnya, tapi sebelumnya mas Ir di Adam Air pas bangkrut terus pindah ke Air Asia," ungkap Sepupu Iriyanto, Hendro Kusumo Broto.
Maskapai Adam Air sempat jadi sorotan saat jatuh di perairan Majene, Sulawesi. Terungkap maskapai ini tak memenuhi sejumlah standar keselamatan.
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00:00 tanggal 19 Maret 2008.
¤ 20.537 jam terbang Pihak AirAsia
Indonesia Malinda Yasmin menjelaskan, kapten pilot Air Asia yang kehilangan kontak adalah Iriyanto. Sang kapten memiliki total penerbangan 20.537 jam dan 6.053 jam terbang bersama Air Asia Indonesia. Sementara, first officer Remi Emmanuel Plesel telah memiliki 2.247 jam terbang.

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Harian metro1 Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger